Aku yang mengerti kehendaknya terus menunduk merebahkan tubuh ku di atas meja makan, membiarkan punggung ku yang kembali ditutupi oleh kain batik lusuh ku kepada Zamroni. Terus ditonyohnya konek dia masuk. Tualaku terselak menampakkan peha dan cipapku, ayah dan adikku terus masuk dan mengunci pintu. Ketika aku hendak masuk ke bilik untuk bersiap, pintu rumahku di ketuk.